Kabaran, Kepulauan Meranti, Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH mengambil tindakan cepat untuk menangani masalah abrasi dengan idenya yang menggunakan batang kelapa sebagai penahan ombak dan sampah sebagai timbunan di lokasi abrasi karna takut rumah warga runtuh akhirnya Bupati Meranti gunakan uang pribadinya.(11/09/2021)
Kemudian Bupati pun langsung merealisasikan idenya itu dengan menimbun sampah organik dan anorganik rumah tangga yang dibawa dari TPA Gogok ataupun langsung dari Selatpanjang untuk ditimbun di bekas abrasi tepatnya di Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Meranti, Drs H Irmansyah ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan apa yang telah diperintahkan Bupati. Sementara tingkat keberhasilannya pun masih diragukan.
"Ini merupakan inovasi coba-coba untuk menangani abrasi dan kita lihat dulu tingkat keberhasilannya. Dan ini semua berangkat dari semangat Bupati untuk menangani masalah ini dan kita juga ikut termotivasi," kata Irmansyah, Jum'at (10/9/2021) malam.
Dikatakan Irmansyah, kebijakan terkait hal ini merupakan sebuah inovasi yang nantinya akan menjadi pilot projects yang menyelesaikan dua masalah sekaligus.
"Ini namanya inovasi daerah terhadap dua masalah yang sangat urgen yakni masalah sampah yang menggunung dan masalah abrasi. Jika ini berhasil, maka ini akan kita coba pula di tempat lain yang kondisi abrasinya juga cukup parah. Sebenarnya ini juga spontanitas, dimana waktu kunjungannya Bupati melihat ada lima rumah hampir di daerah itu hampir tenggelam," ujar Irmansyah.
Dikatakan Irmansyah, untuk melihat efektivitas dari inovasi tersebut maka pihaknya harus menunggu bulan 12, dimana akan ada gelombang dan ombak besar yang akan menggempur daerah itu dan ini ini sekaligus akan jadi ujicoba ketahanan turap batang kelapa dan timbunan sampah tersebut.
"Kita lihat efektivitasnya pada bulan 12 nanti dan kita juga harus ekstra menjaganya dari gempuran ombak dan di depan batang kelapa itu nantinya juga akan kita susun batu. Selain itu juga akan kita bentangkan jaring supaya sampah tidak bertebaran ke laut, jika tidak berhasil juga ya kita kerahkan petugas kita untuk memungut sampah yang ada," ungkapnya.
Untuk operasional terhadap penimbunan sampah tersebut, diakui Irmansyah tidak ada biaya yang keluar. Dijelaskan untuk minyak diambil dari biaya rutin Dinas Lingkungan Hidup, operator dibayarkan langsung oleh Bupati dan untuk batang kelapa merupakan sumbangan dari mantan kepala Desa Mekong, Abdurahman alias Daman.
"Tidak ada uang yang keluar dalam proyek ini. Untuk minyak truk dan ekskavator kita ambil dari biaya rutin Dinas, yang biasanya 10 liter perhari kita lebihkan jadi 15 liter, prediksi kerjanya 20 hari. Untuk operator alat berat dibayarkan langsung oleh Bupati dan material batang kelapa itu sumbangan dari mantan kepala Desa Mekong," ungkap Irmansyah.
Belakangan diketahui, lahan bekas abrasi yang saat ini ditimbun dengan sampah merupakan lahan milik pribadi Bupati, H Muhammad Adil yang baru dibelinya beberapa waktu lalu. Dari Informasi ternyata bukan proyek Pemda melainkan uang pribadinya H Muhammad Adil SH karna kawatir rumah warga runtuh dia langsung mengambil tindakan cepat dengan melakukan upaya penimbunan.
Diberitakan sebelumnya, inovasi dan gerak cepat Bupati itu untuk menyelamatkan daerah tersebut dari gempuran abrasi, sementara jika harus harus menggunakan batu pemecah gelombang atau break water dibutuhkan biaya yang besar dan untuk menanganinya melalui APBD dirasakan sangat sulit.
Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH mengambil tindakan cepat untuk menanganinya dengan idenya menggunakan batang kelapa sebagai penahan ombak dan sampah sebagai timbunan di lokasi abrasi.
Sementara Gerak cepat yang dilakukan Bupati mempunyai alasan tertentu, menurutnya jika harus menunggu bantuan penanganan dari pemerintah pusat sangat lama, sementara kondisi ini harus terselamatkan.(KI)