terkini

Ads Google

Dinilai Tidak Profesional Dalam Melakukan Tahapan Tes CPNS, Peserta Ujian Kecewa

Redaksi
12/13/21, 19:21 WIB Last Updated 2021-12-13T13:04:02Z


Kabaran Opini,- Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai pemerintah yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diketahui telah membuka lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dilingkungan Kemdikbud.



 Tahapan seleksi CPNS Kemdikbud diketahui terdapat beberapa tahap yaitu seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar (SKD), dan seleksi kompetensi bidang (SKB). SKB dilingkungan kemdikbud terdiri dari computer assisted test (CBT) yang terdiri dari beberapa sub tes yaitu Literasi bidang, Bahasa Inggris, Penalaran dan Pemecahan Masalah, serta dimensi psikologi. Selain itu, bagi peserta formasi Asisten Ahli Dosen, dan Lektor Dosen, terdapat sub tes skb tambahan berupa Microteching dan wawancara.



Kemdikbud telah mengumumkan jadwal pelaksanaan SKB pada tanggal 30 November 2021, beserta perubahan peraturan passing grade baru dalam sub tes Literasi bidang, dan Bahasa Inggris, serta peningkatan pssing grade pada sub tes lainnya. Hal ini dinilai tergesa-gesa dan perlu pertimbangan dalam penerapannya, mengingat passing grade SKB tidak diumumkan sejak awal pembukaan lowongan. Selain itu, soal Bahasa Inggris yang perlu di lakukan evaluasi terhadap kerdibilitas, dan tingkat kesulitan yang dimiliki.



Hal ini terindikasi dari banyaknya peserta yang memilih tidak membaca soal melainkan melakukan blockade jawaban yang terdiri dari 20 soal dengan keseluruhan jawaban pada opsi a, b, c, maupun d. Tujuannya, untuk memperoleh nilai minimal dari 20 soal agar dapat memenuhi passing grade. Ini terbukti dari jawaban peserta sendiri, yang mengaku melakukan blockade jawaban, bahkan mengakui kelulusan karena keberuntungan. Hal ini tentunya membuat kelulusan passing grade Bahasa Inggris tidak dapat menjadi tolak ukur kualitas sumber daya manusia (SDM) CPNS dilingkungan Kemdikbud.



Apabila ditinjau dari segi Kompetensi, Kompetensi dosen seharusnya terdiri dari empat komponen. yang pertama yaitu Pedagogik, berkaitan dengan pemahaman terhadap karakteristik mahasiswa, perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran sebagai mana (Undang-Undang (UU) no 14 tahun 2005, dan Peraturan Pemerintah (PP) no 19 tahun 2005), kedua Kepribadian dimana seorang dosen harus bertindak sesuai dengan norma hukum, agama, sosisal dan kebudayaan nasional. pribadi yang mantap, stabil, dewasa sebagaimana (Kode etik Dosen 1989), ketiga Profesional dimana sorang dosen harus menguasai keilmuan bidang studi, dan langkah kajian kritis terkait pendalaman bidang studi sebagaimana (UU no 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1), keempat adalah kompetensi sosial dimana seorang dosen harus meampu berkomukasi dengan baik, dan bergaul dengan mahasiswa, kolega dan masyarakat sebagaimana (UU Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 1).


Diketahui, hampir 3000 peserta CPNS harus tidak lolos passing Grade, diantaranya adalah lulusan luar negeri, lulusan S3, dosen bahasa inggris dan bahkan banyak dosen yang sudah publikasi jurnal Internasional yang bagus dan bahkan ada peserta yang memiliki pengalaman ikut berpartisipasi sebagai volunter kegiatan internasional dan kegiatan PBB tetapi tidak lolos passing grade pada sub tes Bahasa inggris.


Terkait pelaksanaan dilapangan, dimana tidak terdapat live score, hingga computer error yang tidak menampilkan nilai secara langsung. Kurangnya sosialisasi dilapangan sehingga peserta mengalami kesulitan dalam mengoperasikan sistem pusat asesmen dan pembelajaran (PUSMENJAR), menyebabkan peserta kehabisa banyak waktu.


Apabila dikaji dari segi kompetensi yang harus dimiliki dosen, peserta yang tidak lolos sub tes Bahasa Inggris sebagian besar merupakan peringkat 1 SKD dan memiliki nilai SKB yang lebih tinggi subtes lainnya, meliputi : Subtes Etika dan dan Tri Dharma Perguruan tinggi, Subtes Penalaran dan Pemecahan Masalah, Subtes Dimensi Psikologi bahkan pada Subtest Wawancara dan Subtes Micro Teaching. Dikwatirkan hal ini menyebabkan tidak fair play dimana Subtes Bahasa Inggris yang bukan merupakan kompetensi utama yang hasus dimiliki seorang dosen, tetapi sebagian besar mereka yang menguasai kompetensi dosen yang baik harus gugur hanya karena Subtes Bahasa Inggris yang Passing Grade yang di buat secara tergesa-gesa Karena diumumkan tepatnya empat hari sebelum pelaksanaan tes SKB, dan soal yang perlu diuji reabilitas dan validitasnya.

 

Oleh karena itu, Kemdikbud diharapkan dapat melakukan penghapusan passing grade Bahasa Inggris mengingat, Bahasa inggris bukan merupakan kompetensi utama bagi seorang dosen.


Penulis : Siti Masitah, S.Pt., M.Sc.


KI


Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: redaksikabaran@gmail.com. Terima kasih


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Dinilai Tidak Profesional Dalam Melakukan Tahapan Tes CPNS, Peserta Ujian Kecewa

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x