terkini

Ads Google

KDM Berdakwah Islam yang Universal Dalam Perayaan Natal Umat Kristiani

Redaksi
12/21/25, 00:35 WIB Last Updated 2025-12-20T17:35:32Z



Oleh Adrian Dari Nol | Perdana Indonesia 


Malam itu bukan mimbar masjid, bukan pula forum pengajian. Namun dari podium perayaan Natal umat Kristiani, Dedi Mulyadi justru menyampaikan dakwah Islam—tanpa satu pun ayat dikutip, tanpa satu pun istilah syariat disebut. Yang hadir adalah nilai. Yang bekerja adalah makna.


KDM tidak berbicara soal halal-haram. Ia bicara soal takut-berani, atau lebih tepatnya, tentang manusia beriman yang seharusnya tidak hidup dalam ketakutan. Takut miskin, takut kehilangan jabatan, takut kehilangan harta. Dalam Islam, rasa takut berlebihan pada dunia adalah tanda iman yang belum selesai. Dan pesan itu sampai, bahkan di ruang ibadah agama lain.


Ia lalu membawa hadirin pada konsep yang sangat Qurani: manusia bukan pemilik bumi, melainkan penjaganya. Perbaiki hubungan dengan pohon, dengan hewan, dengan tanah dan air.


Dalam bahasa Islam, itulah khalifah di bumi. Dalam bahasa KDM, itulah Sunan Ambu—ibu yang harus dihormati. Pesannya satu: merusak alam adalah pengkhianatan spiritual, bukan sekadar kesalahan teknis.


Ketika KDM menyinggung pemimpin yang “lapar” dan akan memakan rakyatnya, itu bukan sekadar sindiran politik. Itu dakwah amanah. Dalam Islam, pemimpin yang tidak cukup—tidak pernah kenyang secara batin—adalah sumber bencana. Maka pemimpin sejati adalah mereka yang tidak dikuasai hasrat, tidak takut kehilangan, dan tidak rakus pada kekuasaan.


Ia juga menohok spiritualitas simbolik. Iman yang lantang di mulut, tapi gemetar dalam hidup. Gereja dikunci, kamera dipasang, penjagaan diperketat. Pertanyaannya sederhana: di mana penyerahan diri itu? Islam menyebutnya ikhlas. Berserah total. Dan KDM menyampaikannya tanpa perlu menyebut kata “Islam”.


Puncaknya adalah pesan rahmat. Tuhan, kata KDM, menitipkan kasih bukan hanya lewat kitab, tapi lewat semesta. Tanah yang kita injak, air yang kita minum, udara yang kita hirup. Inilah rahmatan lil ‘alamin—kasih untuk seluruh alam—yang sering diucapkan, tapi jarang dijalankan.


Di hadapan umat Kristiani, KDM tidak sedang mengislamkan siapa pun. Ia sedang mengingatkan kita semua: bahwa iman sejati melahirkan keberanian, ketenangan, dan kepedulian pada kehidupan.


Agama, apa pun namanya, kehilangan maknanya ketika ia menjauhkan manusia dari bumi yang memberinya hidup.

Dan justru di situlah dakwah itu menjadi universal.


#KDM

#DakwahUniversal

#IslamRahmatanLilAlamin

#Natal

#SpiritualitasLingkungan

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • KDM Berdakwah Islam yang Universal Dalam Perayaan Natal Umat Kristiani

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x