Pohon Tua Rawan Tumbang di Jalan Dorak, LAMR Kepulauan Meranti Minta Pemerintah Tanggap

KABARAN MERANTI, – Kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi pohon tua dan condong di sepanjang Jalan Dorak, Selatpanjang, Kepulauan Meranti, semakin meningkat. Pohon-pohon yang ditanam sekitar tahun 2005 itu dinilai berisiko tumbang, terutama saat hujan deras atau angin kencang.

Menanggapi keluhan masyarakat, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (DPH LAMR) Kabupaten Kepulauan Meranti, Datuk Seri Afrizal Cik, menyampaikan telah mengupayakan koordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim-LH).

Namun, menurut Afrizal, Kepala Dinas Perkim-LH enggan menerima kedatangan pihaknya. “Kami hanya minta waktu lima menit, tapi ditolak dengan alasan sibuk. Kami bukan datang meminta bantuan, ini soal keselamatan warga,” ungkap Afrizal, Sabtu (18/5).

Karena tidak berhasil bertemu langsung dengan kepala dinas, LAMR akhirnya menyampaikan kekhawatiran tersebut kepada staf bidang lingkungan hidup, Abdul Khalik, ST. Mereka berharap temuan ini bisa segera ditindaklanjuti secara teknis.

Afrizal menyebut, kondisi pohon yang mengkhawatirkan ini bukan hal sepele. Ia mengingatkan bahwa kasus serupa pernah terjadi di Jalan Kesehatan, di mana pohon tumbang menewaskan seorang warga negara asing. “Jangan sampai menunggu korban jiwa lagi baru ada tindakan,” tegasnya.

LAMR mengaku bergerak cepat setelah menerima laporan dari masyarakat. Mereka khawatir penundaan penanganan bisa berujung pada insiden yang tak diinginkan. “Kami tak mau menunggu sampai ada korban,” kata Sekretaris Umum LAMR, Datuk Zaini Mahadun.

Diketahui, pohon-pohon di kawasan itu merupakan bagian dari proyek penghijauan masa pemerintahan Kabupaten Bengkalis pada 2005–2006, sebelum Kepulauan Meranti menjadi kabupaten sendiri. Dengan usia yang mencapai sekitar 20 tahun, banyak pohon dinilai sudah tidak stabil.

LAMR berharap pemerintah daerah, khususnya dinas terkait, dapat bersikap proaktif demi keselamatan pengguna jalan. “Gunakan hati nurani dalam menjalankan amanah jabatan. Kita tidak tahu siapa yang bisa menjadi korban selanjutnya,” pungkas Afrizal.

---