%20(1)-min.png)
KABARAN.ID – TEHERAN | Serangan udara Amerika Serikat yang diperintahkan Presiden Donald Trump ke fasilitas nuklir Iran masih menyisakan tanda tanya besar: Akankah Iran membalas?
Meskipun Trump menyebut serangan terhadap tiga situs nuklir utama sebagai “sukses total”, para analis menilai Iran kemungkinan masih menyimpan cadangan uranium tersembunyi yang bisa digunakan untuk membangun bom nuklir sederhana.
Langkah Trump ini dianggap sangat berisiko. Para pendahulunya enggan menyerang Iran meskipun tahu negeri itu mendukung milisi bersenjata yang bertanggung jawab atas tewasnya ratusan tentara AS di Irak.
Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, diyakini tidak akan diam setelah apa yang dianggap sebagai penghinaan terhadap kedaulatan dan martabat nasional. Namun, jika Iran memilih jalan konfrontasi, konflik besar tak bisa dihindari.
Iran masih memiliki opsi balasan: memblokade Selat Hormuz, menyerang pangkalan militer AS, atau mengaktifkan proksi bersenjata seperti di Irak, Suriah, hingga Lebanon. Setiap tindakan tersebut dapat menyeret AS ke perang skala penuh.
Trump memperingatkan, “Jika Iran memilih balas dendam, tragedi yang lebih besar dari delapan hari terakhir akan datang.” Ia menyebut masih banyak target yang belum diserang.
Serangan ini juga menimbulkan ketidakpastian politik di Iran. Sebagian kalangan di Israel berharap serangan ini mengguncang rezim Iran, namun kekacauan internal justru bisa melahirkan rezim yang lebih radikal.
Banyak pihak di Washington mengkhawatirkan AS terperosok ke perang panjang seperti di Irak dan Afghanistan, yang butuh dua dekade untuk keluar. Padahal AS kini ingin mengalihkan fokus ke Asia dan menghadapi tantangan dari Tiongkok.
Trump akhirnya memilih berjudi atas nasib Timur Tengah dan warisan politiknya sendiri. Dunia pun menanti langkah Iran selanjutnya — damai atau perang?
%20(1)-min.png "Redaksi")
