Kuansing, kabaran.id - Festival Pacu Jalur 2025, tradisi budaya khas Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, kembali mencuri perhatian dunia menjelang pelaksanaannya pada 20-24 Agustus di Tepian Narosa, Sungai Kuantan. Selain lomba dayung dan tarian “aura farming” yang viral di media sosial, festival ini mengusung nilai pelestarian lingkungan, mendapat apresiasi dari pemerhati lingkungan.
Berakar sejak abad ke-17, Pacu Jalur awalnya merupakan alat transportasi masyarakat Rantau Kuantan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu. Perahu jalur, dibuat dari kayu gelondongan berusia ratusan tahun, melibatkan ritual adat seperti “menyemah” untuk menghormati alam. “Pembuatan jalur tidak sembarangan, kami memastikan tidak merusak ekosistem hutan,” ujar Mahviyen Trikon Putra, praktisi Pacu Jalur, di Teluk Kuantan, Jumat (18/7/2025).
Pemerhati lingkungan dari Pecinta Alam Riau, Rina Susanti, memuji kearifan lokal ini. “Pacu Jalur mengajarkan penghormatan terhadap sungai dan hutan sebagai sumber kehidupan, mencerminkan kesadaran biosentrisme,” katanya, menyoroti ritual adat yang menjaga keseimbangan ekosistem.
Festival tahun ini mengusung tema pelestarian lingkungan dengan aksi bersih-bersih Sungai Kuantan sebelum dan sesudah acara. “Kami ingin sungai tetap bersih dan ekosistem terjaga, sejalan dengan semangat gotong royong,” ungkap Werry Ramadhana Putera, Ketua Umum Pacu Jalur Kuansing 2025.
Pemkab Kuansing mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari promosi pariwisata berkelanjutan. Bupati Suhardiman Amby menegaskan komitmen menjadikan Pacu Jalur sebagai ikon budaya yang ramah lingkungan, sekaligus mendongkrak ekonomi lokal.
Diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak 2014, Pacu Jalur kini diusulkan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Langkah ini mendapat dukungan pemerhati lingkungan sebagai upaya melestarikan tradisi yang selaras dengan alam.
Festival ini menarik jutaan pengunjung setiap tahun, termasuk wisatawan mancanegara, berkat promosi media siber seperti anggota JMSI Riau. “Pacu Jalur bukan hanya lomba, tetapi simbol solidaritas dan kepedulian lingkungan,” ujar Dheni Kurnia, Ketua JMSI Riau, Senin (21/7).
Dengan nilai-nilai kekompakan dan pelestarian alam, Pacu Jalur 2025 diharapkan terus menginspirasi dunia, membawa pesan harmoni antara manusia dan lingkungan.
(Kabaran.id/Redaksi)