terkini

Ads Google

Jangan Menjadi Kader Muhammadiyah

Redaksi
11/07/25, 11:09 WIB Last Updated 2025-11-07T04:09:48Z

 


Oleh Rahmat Nusantara 

Sebentar lagi Muhammadiyah genap berusia 113 tahun, usia yang tidak lagi muda. Dalam rentang waktu lebih dari satu abad, organisasi ini telah melewati berbagai kisah manis dan pahit, mengumpulkan pengalaman luas, serta memberikan kontribusi besar bagi umat dan bangsa. Muhammadiyah bukan sekadar lembaga keagamaan, ia lebih dari itu. Ia adalah gerakan Islam, gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, sekaligus gerakan pembaruan.


Berpegang pada falsafah itulah, Muhammadiyah mampu mendirikan 10.368 unit amal usaha pendidikan (dari TK/PAUD hingga perguruan tinggi), 126 rumah sakit (hingga 2023), serta 5.354 sekolah/madrasah menurut data 2024. Selain itu, Muhammadiyah mengelola 440 pesantren, 1.012 amal usaha sosial, dan memiliki aset wakaf di 20.465 lokasi. Dengan total kekayaan yang diperkirakan mencapai 400 triliun rupiah, Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi keagamaan terkaya di dunia.


Dengan kekayaan dan jumlah amal usaha yang begitu besar, setiap pengelola dituntut untuk menjaga amanah dengan integritas tinggi. Mereka harus bekerja sungguh-sungguh agar aset organisasi tetap terkelola dengan baik.


Menjadi kader atau pengurus Muhammadiyah bukanlah perkara ringan. Tuntutan dan tanggung jawabnya besar. Tidak ada ruang untuk menjadi kader setengah hati. Seorang kader harus memiliki disiplin tinggi, etos kerja kuat, serta kesiapan berkorban demi kemajuan organisasi. Selain itu, ia dituntut menjaga integritas, konsistensi, dan komitmen untuk terus bergerak serta berdakwah.


Sebab, inti dari Muhammadiyah adalah dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Ketika falsafah ini dipahami secara mendalam, maka apa pun bentuk pelayanannya, baik di bidang sosial, pendidikan, maupun kesehatan harus selalu memancarkan nilai-nilai dakwah. Setiap amal usaha Muhammadiyah bukan sekadar layanan, tetapi wujud nyata dari misi dakwah itu sendiri.


Menjadi pengurus bukanlah posisi untuk gengsi, tetapi ruang pengabdian yang menuntut keteladanan. Ada rapat, program, koordinasi, tanggung jawab moral, dan amanah umat yang harus ditunaikan. 


Karena itu, jangan menjadi kader Muhammadiyah bila tidak siap mengemban amanah besar ini. Jangan menjadi kader Muhammadiyah jika yang dicari hanyalah jabatan dan pekerjaan. Jangan menjadi kader Muhammadiyah jika yang dicari adalah gengsi atas besarnya nama organisasi. Jangan menjadi kader Muhammadiyah jika tidak mau belajar untuk mengembangkan diri. Jangan menjadi kader Muhammadiyah jika tidak siap untuk mengabdi dan berkontribusi untuk memajukan umat, bangsa dan organisasi.


Sebab menjadi kader Muhammadiyah berarti siap mengabdikan diri sepenuhnya untuk membangun umat, memajukan bangsa, dan menegakkan nilai-nilai Islam melalui kerja nyata. Luruskan niat untuk berkontribusi dan mengabdi melalui persyarikatan untuk memajukan umat, bangsa dan persyarikatan. Karena kesembronoan akan merugikan nama persyarikatan yang sudah dibangun sejak awal berdiri.


Jika belum siap namun mempunyai niat yang baik untuk organisasi. Muhammadiyah akan tetap memberi ruang kepada siapapun untuk belajar. Muhammadiyah terbuka untuk siapa saja, tetapi organisasi ini hidup berkat kerja keras warganya, sehingga komitmen adalah kunci.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Jangan Menjadi Kader Muhammadiyah

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x