Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk intervensi yang berpotensi menghambat proses konsolidasi kader di daerah.
Ketua AMSI Riau, Yudi Utama Riau, menyayangkan keputusan DPP yang dianggap tidak menghargai dinamika internal partai di tingkat daerah.
“Proses lahirnya pemimpin di daerah semestinya berasal dari konsolidasi akar rumput, bukan keputusan sepihak dari pusat. Kalau pola seperti ini terus dibiarkan, semangat juang dan loyalitas kader bisa menurun,” tegas Yudi di Pekanbaru, Minggu (3/11).
Menurut Yudi, Golkar sebagai partai besar seharusnya menjadi teladan dalam membangun tradisi kaderisasi yang demokratis dan partisipatif.
“Kami menghargai kewenangan DPP, tapi kader daerah juga harus diberi ruang menentukan masa depannya sendiri. Apalagi, Pak Syamsuar bukan orang baru — beliau sudah lebih dari 45 tahun mengabdi untuk Golkar,” jelasnya.
Yudi menilai penunjukan PLT tanpa komunikasi terbuka justru menciptakan kesan bahwa suara kader diabaikan.
“Kalau militansi kader luntur, bukan tak mungkin muncul gelombang kekecewaan bahkan perpecahan,” ujarnya.
Karena itu, AMSI Riau mendorong DPP Golkar membuka ruang musyawarah yang sehat untuk menentukan Ketua DPD Riau definitif melalui mekanisme partisipatif.
“Golkar akan kuat bila kadernya merasa dihargai, bukan diarahkan dari atas. DPP harus mengembalikan marwah kaderisasi partai,” tutup Yudi.
%20(1)-min.png)

%20(1)-min.png)
