terkini

Ads Google

Generasi Pemikul Beban

Redaksi
5/27/22, 08:12 WIB Last Updated 2022-05-27T01:12:48Z

 

Kita mulai dari cerita Umar bin Abdul Aziz, saat pertama menjadi khalifah, menjelang pelantikan, dan saat sebelum menghembuskan nafas terakhir.


Menjelang dilantik, Umar bin Abdul Aziz berbisik kepada salah satu ulama besar di sampingnya; imam zuhri :

إني أخاف النار

Sesungguhnya aku takut neraka


Ini adalah Kalimat pertama yangg diucapkan. Apa korelasinya kalimat tersebut dengan pencapaian seseorang dalam kepemimpinan?. itu artinya dia memulai dari akhir, bahwa akhir dari semua ini adalah kematian, dan hidup setelah kematian hanya ada dua pilihan; surga atau neraka. 


Makanya ulama-ulama kita mengatakan: 

العاقل أنظر الناس في العواقب 

Orang yang berakal itu adalah orang paling jauh pandangannya tentang akibat dari apa yang dia lakukan


Beliau memulainya dengan menyatakan rasa takut pada neraka, itu artinya orang boleh tidak membuat pencapaian, tetapi paling tidak, dia tidak berbuat kesalahan. Nah dengan memenej ketakutan di dalam dirinya ini, beliau memiliki sumber energi yangg tidak habis habisnya untuk bekerja.


Beliau melakukan perubahan besar, beliau mulai dari dirinya sendiri, karena dia bagian dari masa lalu bani umayah yang ingin dia rubah, maka langkah pertama yang harus dia rubah adalah merubah dirinya, lalu keluarganya, kemudian keluarga besar istana.


Setelah dilantik dia kumpulkan seluruh keluarganya dan mengambil seluruh harta keluarga untuk dikembalikan ke baitul mal, satu persatu.


Bahkan dia mengancam istrinya, jika tidak mau menyerahkan hartanya, dia kasih dua pilihan: menyerahkan harta atau cerai, pergolakan terjadi di dalam keluarganya, tpi dia bisa lalui.


Kita sekarang hidup di era kapitalisme, kapitalisme ini berhasil memberikan kesejahteraan kepada umat manusia , tapi ada satu fakta yang tidak bisa dicapai oleh kapitalisme yang dulu dicapai oleh Umar bin Abdul Aziz, itulah pencapaian itu, dan itu dicapai dalam kurun 2,5 tahun.


Beliau wafat di usia 39 th, sebelum menghembuskan nafas terakhir, dia meminta istrinya untuk diantar keluar, dia membaca ayat :

تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.


Ayat ini disebutkan di dalam surat Al-qoshosh, ayat ini persis menyudahi kisah Qorun setelah ditelan bumi, dia dihancurkan karena sombong dengan menganggap bahwa semua keberhasilan dirinya itu berkat kecerdasannya, maka Allah tidak ridho.


Semua jabatan yang diawali أني أخاف النار (takut neraka) dan diakhiri تلك الدار الآخرة apa maknanya itu?


Sejarawan muslim, Imadudin dalam kitab malamih inqilab islami fi ahdi umar bin abdul aziz, dalam satu bab : tikungan jiwa, dari mana dia mendapatkan energi yang begitu besar untuk melakukan hal-hal besar dalam waktu 2,5 tahun, dan ternyata sumber energinya adalah dari ketakutan kepada neraka, ini adalah sumber energi yang luar biasa, ini yg membuat kita tidak bercanda dalam memainkan peran dalam hidup kita, tidak main dalam pilihan, yg kita putuskan, karena kita tahu akibat dari keputusan yang kita ambil.


Ketakutan terhadap akhirat inilah yang akan melahirkan energi besar yang kita sebut dengan ruhul mas'uliyah, (semangat pertanggung jawaban).


Kita menyadari bahwa kita ini adalah pemikul beban, bukan pencari kuasa, bukan pemburu popularitas, tapi kita ini adalah pemikul beban, karena sebesar apa beban yang kita pikul, maka sebesar itulah tempat kita kelak di akhirat.


Namun jika kalian berpaling, maka Allah akan datangkan generasi lain yang akan memikul beban

وَإِن تَتَوَلَّوْا۟ يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوٓا۟ أَمْثَٰلَكُم

dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.


Oleh karena itu, doa doa yan lahir dari ruhul mas'uliyah adalah

اللهم استخدمنا ولا تستبدلنا

Ya Allah perdayakan aku, dan jangan ganti aku


Karena Rasulullah bersabda 

إن الله إذا أحب عبدا استعمله

Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Allah akan memberinya tugas.


Semangat pertanggung jawaban itulah yang membuat kita mempunyai energi memikul beban, semangat itulah yang melahirkan pernyataan pribadi sejenis pernyataan Abu bakar : 

أينقص الإسلام وأنا حي

Apakah islam berkurang padahal saya masih hidup 


Dia ambil tanggung jawab itu secara personal dan tidak menganggapnya sebagai fardhu kifayah. Semangat pertanggung jawaban seperti ini lah yang diperlukan oleh umat kita sekarang ini.


Dengan pernyataan seperti ini, orang akan menemukan motif yang benar dari awal, niat yang benar dari awal ketika dia melangkah, jadi kita di sini tidak dikumpulkan oleh kemarahan, tidak dikumpulkan oleh kekekecewaan, tapi kita dikumpulkan oleh semangat pertanggung jawaban. Pertanggungan jawaban kita di hadapan Allah dan di hadapan umat manusia, bahwa suatu waktu kita termasuk umat yang disebutkan 

تلك أمة قد خلت لها ما كسبت ولكم ما كسبتم


Semangat ini kita ambil secara pribadi, dan semangat seperti ini menjadikan kita menjadi manusia bebas yang enerjik, karena kita merasa bahwa sumber pertanggung jawaban kita kepada Allah. 


Semua perkumpulan yang diawali kekecewaan tidak akan lama, kalo kita ingin berkumpul lama dan melakukan hal hal besar, pastikan bahwa niat kita benar, pastikan bahwa kita ini melakukan semua ini sebagai pertanggung jawaban kita kepada Allah dari jenis yang dikatakan Abu bakar.


Dengan cara seperti ini, saudara akan menemukan bahwa pertemuan saudara adalah gabungan dari energi individual yg tidak bisa dibendung menjadi arus sejarah dalam kehidupan manusia.


Oleh : Anis Matta

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Generasi Pemikul Beban

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x