Keluarga Pelawak Gogon Jual Rumah Mewah Terlilit Utang / Foto: Instagram nova_gogonjunior |
Kabaran.Id, - Baru-baru ini, keluarga mendiang pelawak Sumargono (Gogon) memutuskan untuk menjual rumah mewah mereka seharga Rp 3,5 miliar akibat beban utang dan tingginya biaya kepemilikan. Hingga kini, mereka belum menemukan pembeli.
Gogon membeli rumah tersebut dengan tujuan bisnis properti. Nova, putra Gogon, menyebutkan bahwa awalnya rumah berisi 24 kamar itu dijual Rp 6 miliar, tetapi karena kebutuhan mendesak, harganya diturunkan menjadi Rp 3,5 miliar.
"Papa berpikir, daripada anak buahnya menginap di hotel saat ada acara, lebih baik menginap di rumah Gogon," kata Nova dalam video di Inserthilite.
Dari situlah, ide menyewakan rumah muncul. Gogon awalnya ingin membuka kos-kosan, namun kemudian memutuskan rumah tersebut lebih baik dijadikan hotel murah.
Selain terjerat utang rentenir, biaya perawatan rumah juga besar, membuat keluarga sulit menabung.
"Kami berusaha mengumpulkan uang, tetapi habis untuk renovasi terus menerus. Akhirnya kami putuskan untuk menjualnya agar masalah cepat selesai," ujar Nova.
Nova menambahkan, selama ini rumah tersebut menguras keuangan pribadi Gogon.
"Seperti biaya untuk membuat kolam dan mengadakan acara ketoprak, semua butuh dana," lanjutnya.
Belajar dari kasus Gogon, investasi properti seperti rumah kos memang memiliki tantangan.
Berikut beberapa hal yang perlu dipahami jika berencana menjalankan investasi properti rumah kos:
1. Tahu kapan balik modal: Penting mengetahui modal awal dan pendapatan kotor. Misalnya, modal Rp 1 miliar dengan pendapatan sewa Rp 7,5 juta per bulan membutuhkan waktu 133 bulan untuk balik modal, tanpa memperhitungkan biaya operasional.
2. Hitung biaya per kamar: Per kamar, ada biaya operasional seperti listrik, internet, air, dan jasa kebersihan. Jika biaya operasional Rp 600 ribu per bulan dan sewa Rp 1,5 juta, pendapatan bersih Rp 900 ribu.
3. Kenali biaya tahunan: Biaya tahunan seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan asuransi properti harus dialokasikan sejak awal dari pendapatan bulanan untuk memastikan kesiapan dana cadangan.
4. Jangan sembarangan ekspansi: Ekspansi usaha kos-kosan memerlukan biaya besar. Sebagai solusi, bisa membuka usaha tambahan seperti jasa laundry, cuci kendaraan, atau warung untuk menambah pendapatan.
5. Ada risiko ketika menyewakan hunian: Risiko kerusakan properti oleh penyewa bisa diminimalisir dengan kebijakan uang deposit untuk mengatasi potensi kerugian finansial. *
Editor: Mas Bons