KABARAN SEMARANG, - Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun di Semarang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud menghadiri gala dinner dan penganugerahan Tanda Penghargaan Bangga Kencana serta Penanganan Stunting, menyoroti upaya bersama pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan ini.
Acara ini diawali dengan sambutan dari Sekretaris Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan, yang mewakili Menteri Pertahanan, disusul oleh sambutan Pj. Gubernur Jawa Tengah. Dalam acara tersebut juga dilakukan pengukuhan Bapak dan Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS) yang melibatkan Pj. Gubernur Jawa Tengah, Pangdam IV Diponegoro, dan Kapolda Jawa Tengah.
"Penganugerahan Tanda Penghargaan Bangga Kencana dan Stunting ini bukan hanya sekadar bentuk apresiasi, tetapi juga sebuah pengakuan atas dedikasi dan kerja keras pemerintah daerah dalam mewujudkan generasi masa depan yang lebih sehat dan kuat," kata Restuardy Daud.
Dalam rilis yang diterima redaksi, berbagai kategori penghargaan diberikan kepada bupati dan walikota yang berprestasi dalam penurunan prevalensi stunting, seperti:
1. Kabupaten/Kota dengan Prevalensi Stunting Terendah Tahun 2023
2. Kabupaten/Kota dengan Penurunan Prevalensi Stunting Tertinggi Tahun 2023
3. Tanda Penghargaan Manggala Karya Kencana Tahun 2024
4. Tanda Penghargaan Wira Karya Kencana Tahun 2024
5. Tanda Penghargaan Dharma Karya Kencana Tahun 2024
6. Tanda Penghargaan Cipta Karya Kencana Tahun 2024
Dirjen Bina Pembangunan Daerah memberikan Tanda Penghargaan Dharma Karya Kencana kepada 50 penerima dari Tim Pokja Bangga Kencana/Stunting di 38 provinsi. Restuardy Daud menyatakan bahwa penghargaan ini adalah bentuk pengakuan atas kerja keras dan dedikasi pemerintah daerah dalam upaya menurunkan prevalensi stunting.
"Stunting adalah masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan semua pihak, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, serta masyarakat luas," tambah Restuardy.
Acara ditutup dengan arahan dari Kepala BKKBN yang menekankan pentingnya kolaborasi dalam menurunkan angka stunting secara efektif. Meskipun survei kesehatan menunjukkan penurunan prevalensi stunting, tindakan lanjutan diperlukan melalui pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024 yang akan dilaksanakan secara nasional di 38 provinsi pada Juni lalu.
"Sinergi antarkementerian/lembaga, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, TNI-Polri, akademisi, swasta, serta media sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan menyediakan air bersih, sanitasi, dan rumah yang sehat," ujar Kepala BKKBN.
Pentingnya kolaborasi dalam penurunan stunting di Harganas ke-31 Tahun menunjukkan bahwa masalah kesehatan ini memerlukan usaha bersama dari berbagai sektor. Dengan upaya yang terkoordinasi, diharapkan angka stunting dapat terus menurun dan menghasilkan generasi masa depan yang lebih sehat dan kuat.
"Peran serta seluruh mitra yang terus berkomitmen dan berkolaborasi dalam konvergensi program dari tingkat nasional hingga desa sangat diapresiasi," kata Kepala BKKBN, mengakhiri acara.
Harganas ke-31 Tahun menjadi momentum penting untuk menggarisbawahi peran kolaborasi dalam menurunkan angka stunting. Dengan pengakuan dan penghargaan yang diberikan kepada pemerintah daerah, diharapkan dapat mendorong upaya lebih lanjut dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan kuat.