KABARAN MERANTI – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia (BRGM-RI) mengadakan Forum Group Discussion (FGD) untuk finalisasi modul Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Grand Meranti Hotel pada Rabu (25/9/2024), yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan terkait.
Dr. Ir. Suwignya Utama, M.BA, selaku Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, diwakili oleh Ilfan, S.Pd.I, M.Pd, Asisten Pendidikan Lingkungan PPIU Riau, menjelaskan bahwa acara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang membahas integrasi pembelajaran gambut dan mangrove. “Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam penyusunan modul P5 yang akan diterapkan di sekolah-sekolah di Meranti. Kami merasa bangga bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi salah satu daerah yang dapat kami fasilitasi dalam program ini,” ujar Ilfan.
Sebagai bagian dari uji coba, modul ini akan diterapkan di dua sekolah, yaitu SDN 18 Semulut dan SMPN 5 Tebing Tinggi Timur. Ilfan menyampaikan apresiasi kepada kepala sekolah yang telah mendukung pelaksanaan uji coba modul tersebut. "Kami sangat berterima kasih kepada pihak sekolah yang sudah memberikan izin untuk kami melakukan uji coba. Hal ini menjadi langkah awal yang baik dalam implementasi program P5," tambahnya.
Modul P5 ini mendapat penelaahan dari akademisi, seperti DR. Wirdati Irma, M.Si., Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Riau, serta DR. Syahtriatna D., M.Kom., dosen Universitas Lancang Kuning yang juga Fasilitator Sekolah Penggerak di Provinsi Riau. Ilfan berharap modul ini dapat diadopsi dan didukung oleh Pemerintah Daerah, mengingat kesesuaian tema mangrove dengan karakteristik wilayah Meranti.
"Kami berharap setelah modul ini final, BRGM dapat memfasilitasi peluncurannya, dan Pemerintah Daerah bisa mengeluarkan surat keputusan (SK) penetapan modul ini sebagai acuan bagi sekolah-sekolah di Meranti," lanjutnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepulauan Meranti, Ira Selda Fitri, S.IP, MPA, mewakili Kepala Dinas Pendidikan, juga menyampaikan harapannya agar modul P5 ini tidak hanya digunakan oleh sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), tetapi juga dapat diterapkan di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan pola yang disesuaikan. “Dengan lahan Meranti yang didominasi oleh mangrove, modul ini akan memberikan pengalaman belajar yang relevan bagi para siswa. Harapan kami, pengembangan P5 terkait mangrove dapat memperkaya pengalaman belajar siswa di seluruh jenjang pendidikan,” jelas Ira.
Ira juga menyampaikan apresiasi kepada sekolah yang telah bersedia menjadi pilot project, seperti SDN 18 Semulut dan SMPN 5 Tebing Tinggi Timur, serta kepada para guru yang telah berkolaborasi dalam menyusun dan mengembangkan modul ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru yang terlibat dalam proses perencanaan, coaching, hingga pelaksanaan modul. Kami berharap pola pengembangan modul P5 ini bisa diadopsi ke tema-tema lain yang relevan dengan kondisi daerah kita,” pungkasnya.
Dalam FGD ini, turut hadir juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Meranti, tim integrasi project P5, pengawas pendidikan, para kepala sekolah, serta berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan modul P5 di Kabupaten Kepulauan Meranti. Semua pihak memberikan masukan dan pandangan demi penyempurnaan modul tersebut.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap proses pendidikan di Meranti, khususnya dalam penguatan karakter siswa melalui modul P5 yang berbasis pada kekayaan lokal berupa ekosistem mangrove. BRGM optimis modul ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain yang memiliki karakteristik ekosistem serupa.