Kabaran Semarang – Dosen muda Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Satriya Pranata, Ph.D., memilih jalur tak biasa dalam menjawab persoalan pengangguran di Indonesia. Di tengah kesibukannya sebagai pengajar bidang keperawatan, Satriya merintis usaha kursus mengemudi profesional dengan misi sosial yang kuat.
Inisiatif ini pertama kali terungkap dari unggahan status WhatsApp miliknya, yang memperlihatkan aktivitasnya melatih peserta secara langsung. Ia menekankan bahwa keterampilan mengemudi bukan sekadar bisa membawa mobil, tapi juga sebagai pintu masuk peluang kerja baru, seperti sopir profesional, pengemudi logistik, hingga wirausaha transportasi.
“Mengemudi itu bukan cuma soal bisa jalan. Tapi bagaimana keterampilan ini bisa membuka peluang ekonomi. Ini kontribusi kecil saya untuk negeri,” tulisnya.
Program kursus ini tak hanya fokus pada kemampuan teknis, namun juga memuat materi keselamatan berkendara dan etika berlalu lintas. Sasarannya pun luas, mulai dari pelajar dan mahasiswa hingga masyarakat umum yang ingin meningkatkan keterampilan atau mencari pekerjaan alternatif.
Satriya yang merupakan lulusan doktoral dari luar negeri dikenal punya pendekatan pendidikan yang solutif dan progresif. Ia percaya, ilmu harus berdampak langsung bagi masyarakat, tak hanya berkutat di ruang kuliah.
“Pendidikan yang bermakna adalah yang membawa manfaat nyata. Sekecil apa pun itu, kalau dirasakan masyarakat, maka itu berharga,” ujarnya saat diwawancarai.
Kursus mengemudi ini menjadi cerminan nyata dari konsep *social entrepreneurship*. Selain menjaga kualitas pelatihan, Satriya juga memastikan biaya tetap terjangkau. Tujuannya jelas: mendorong kemandirian ekonomi dan menekan angka pengangguran melalui keterampilan praktis.
Program ini pun mendapat respons positif dari lingkungan sekitarnya. Banyak yang mengapresiasi langkah Satriya sebagai bentuk nyata kontribusi akademisi dalam menyelesaikan masalah sosial secara langsung.
Ke depan, Satriya berencana mengembangkan kursus ini secara lebih sistematis dan menjajaki kerja sama dengan lembaga pelatihan lainnya. Ia juga ingin memperluas jangkauan ke berbagai daerah di Indonesia.
“Kemandirian masyarakat adalah fondasi kemajuan bangsa. Dan saya percaya, perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti belajar menyetir,” tutupnya.