terkini

Ads Google

Tahun Baru, Menyongsong Resolusi Intelektual

Redaksi
6/27/25, 09:46 WIB Last Updated 2025-06-27T02:46:24Z


Dari tahun ke tahun kita sering mendengar tagline atau jargon yang selalu mengajak untuk melakukan perubahan demi masa depan yang lebih baik. Namun pada kenyataannya jargon itu hanya menjadi rutinitas formalitas setiap pergantian tahun tanpa adanya perubahan yang berarti, atau bisa dibilang seperti melangkah lebih cepat tetapi tetap di tempat yang sama.


“Tahun boleh berganti, namun kalau cara berpikir kita tidak berubah, kita akan berjalan ditempat yang sama”.


Oleh karena itulah, bersempena dengan datangnya Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, marilah kita sejenak mengambil waktu untuk merenung—merenungkan kembali perjalanan hidup, pencapaian yang telah diraih, dan niat-niat baik yang mungkin sempat tertunda. Sudah terlalu sering setiap pergantian tahun kita gaungkan berbagai tagline dan slogan resolusi, namun tak jarang pula kita mendapati bahwa semua itu hanya berhenti sebagai rangkaian kata tanpa implementasi yang nyata. Inilah saatnya kita jujur pada diri sendiri—apakah kita benar-benar ingin berubah, atau hanya sekadar ingin terlihat berubah? Sudah saatnya kita bukan hanya memperbarui tekad, tetapi juga memperbarui cara berpikir dan menata kembali niat yang selama ini kita bawa. Dengan pemikiran yang lebih matang dan niat yang lebih terarah, semoga tahun baru ini menjadi momentum nyata untuk merealisasikan cita-cita, harapan, dan tujuan yang lebih baik—meski tidak semua dapat langsung diselesaikan, namun langkah kecil yang konsisten akan selalu lebih bermakna daripada niat besar yang tidak pernah dijalankan.


Sebelum membahas lebih lanjut, tentu kita harus memahami lebih dalam tentang resolusi Intelektual. Resolusi intelektual berbicara tentang meneguhkan kembali tekad dan niat perubahan untuk lebih mematangkan pemikiran, mencerdaskan pengetahuan agar terhindar dari arus cacat logika. Sehingga makna "Menyongsong resolusi intelektual" adalah sikap proaktif menyambut tahun baru dengan komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih cerdas, kritis, bijak dalam berpikir, serta aktif dalam kegiatan literasi atau pengembangan wawasan.


Tentu menjadi tanda tanya mengapa hal ini penting untuk dilakukan. Pertama, karena kita bisa melihat langsung arus perkembangan teknologi berjalan dengan sangat cepat sehingga informasi yang datang seperti banjir yang tak dapat di elak. Krisis yang mempengaruhi keadaban berpikir akan menyebabkan usaha untuk menyongsong resolusi intelektual ini menjadi sangat penting untuk segera dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak hanya hidup, tetapi juga memahami mengapa dan untuk apa kita hidup. Kedua, demokrasi, budaya sosial bahkan toleransi tidak akan tumbuh jika kita masih malas untuk berpikir dan senantiasa terkurung dalam jurang kebodohan.


Tentu dalam mewujudkan resolusi intelektual terdapat berbagai macam tantangan. Yang paling jelas kita rasakan adalah kebiasaan budaya instan terutama dalam mendapatkan informasi. Hal ini membuat kemampuan dan kemauan kita untuk membaca sesuatu menjadi menurun terlebih jika yang ingin dibaca terlalu panjang apalagi tanpa ada gambar yang tertera.


Tetapi tidak menjadi alasan bagi kita untuk berani memulai dan berusaha. Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyongsong resolusi intelektual.


Pertama, mambangun kebiasaan membaca yang berkualitas. Mulai untuk membiasakan meluangkan waktu khusus untuk membaca buku dengan jangka waktu 15-30 menit. Berani untuk membaca sesuatu yang lebih menantang pikiran seperti buku-buku tentang filsafat, sejarah atau sains.


Kedua, rutin menulis untuk mengasah pikiran. Hal sederhana dapat kita lakukan dengan menulis aktivitas kita sehari-hari. Kita juga bisa memulainya dengan menulis ringkasan dari sebuah buku atau sebuah opini yang kita minati, bahkan lebih bagus membahas isu-isu yang sedang hangat. 


Ketiga, dengan aktif dalam mengikuti diskusi-diskusi yang bermutu. Ikut bergabung dengan komunitas diskusi, forum literasi atau kajian-kajian ilmiah merupakan langkah awal yang bisa kita lakukan. Hal lain yang bisa kita perbuat adalah dengan belajar mendengar argumen atau pendapat yang berbeda dan berlatih menyampaikan ide secara logis dan sopan.


Terakhir dengan memilih lingkungan yang baik untuk tumbuh dalam berpikir. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa lingkungan berperan penting dalam tumbuh kembang karakter dan kebiasaan kita. Maka dari itu mulailah untuk memilih teman yang rutin melakukan aktivitas positif seperti membaca, berdiskusi atau yang sering mengikuti pengajian. 


Sebagai penutup, kita harus memahami bahwa bangsa yang besar bukan hanya karena banyaknya sumber daya manusia, tetapi karena sumber daya manusianya mempunyai kualitas berpikir yang baik.



Oleh Rahmat Nusantara

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tahun Baru, Menyongsong Resolusi Intelektual

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x