Pekanbaru, Kabaran.id – Masa sekolah sering menjadi kenangan tak terlupakan, termasuk bagi Sri Intan, yang mengenang masa indah bersama Bistamam, kini Bupati Rokan Hilir, saat bersekolah di SMP Negeri 1 Pekanbaru periode 1963-1965. Meski puluhan tahun berlalu, momen kebersamaan itu masih melekat di hati wanita kelahiran Pekanbaru, 25 Desember 1949, ini.
Sri Intan, yang juga sepupu mantan Gubernur Riau Kaharuddin Nasution, mengisahkan bahwa ia menggunakan nama Sri Intan Mahdjati hingga SMP. Namun, saat masuk SMA Negeri 1 Pekanbaru, ia memilih nama Sri Intan saja, sesuai kebiasaan saat itu yang memperbolehkan pergantian nama. Ia kemudian menamatkan kuliah di Fakultas Perikanan Universitas Riau dan pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil di Dinas Perikanan Provinsi Riau.
Di SMPN 1 Pekanbaru, Sri Intan bersahabat erat dengan Asmarni dan Neng Razak, membentuk trio yang akrab. Mereka sering menghabiskan waktu bersama Bistamam, yang dikenal sebagai “cukong” karena kerap mentraktir jajanan. “Kalau ingin jajanan, kami cari Bistamam. Dia suka traktir kami,” kenang Sri Intan dengan tawa, saat diwawancarai, Selasa (8/7/2025).
Bistamam, menurut Sri Intan, adalah sosok yang ramah dan luwes. Meski kalem, ia tak segan berseloroh saat digoda teman-temannya. “Kami suka mengganggunya supaya ikut ngobrol. Dia tak pilih-pilih teman, welcome dengan siapa saja,” ujarnya, menggambarkan sifat Bistamam yang mudah bergaul di kelas.
Kebersamaan mereka lebih banyak terjadi di jam sekolah. Di luar itu, Sri Intan, Asmarni, dan Neng Razak sesekali berkumpul di rumah Asmarni untuk memasak dan makan bersama. “Saya tinggal di Jalan Sisingamangaraja, pintu angin. Teman-teman sering singgah ke rumah sepulang sekolah,” cerita Sri Intan, mengenang momen hangat itu.
Persahabatan mereka terhenti setelah lulus SMP. Sri Intan melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Pekanbaru, sementara Asmarni dan Bistamam memilih SMEA Negeri Pekanbaru. Meski berpisah, kenangan masa sekolah tetap menjadi bagian berharga bagi Sri Intan, terutama melihat Bistamam kini memimpin Rokan Hilir.
Kisah ini menambah warna pada perjalanan hidup Bistamam, yang belakangan disorot terkait dugaan kejanggalan ijazah. Namun, kesaksian Sri Intan dan Asmarni, yang juga sepupunya, menegaskan kebersamaan mereka di SMPN 1 Pekanbaru, memperkuat narasi bahwa Bistamam menempuh pendidikan di sana.