%20(1)-min.png)
Kabaran Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, menegaskan bahwa pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 memiliki signifikansi yang penting dan membutuhkan perhatian serius, tidak kalah pentingnya dengan pemilihan presiden (Pilpres).
"Dalam konteks ini, kita dapat melihat adanya krisis yang mengkhawatirkan akibat salah pemahaman terhadap fungsi dan posisi lembaga legislatif di antara cabang-cabang kekuasaan lainnya," ujar Fahri Hamzah dalam keterangannya pada Rabu (27/12/2023).
Fahri menyoroti bahwa partai politik sebagai pemasok kandidat juga memiliki pemahaman yang keliru terkait fungsi legislasi. Ditambah dengan penyelenggaraan pemilihan serentak, memperumit pemahaman akan hal tersebut.
"Kesalahan dalam cara kerja lembaga legislatif dimulai dari cara para kandidat mengenalkan diri sebagai calon anggota legislatif. Banyak di antara mereka masih menawarkan program-program eksekutif kepada masyarakat," tambahnya.
Menurut Fahri, fokus pada pembenahan kualitas legislasi, pengawasan anggaran, dan lembaga negara lainnya kurang menjadi prioritas dalam janji-janji yang disampaikan kepada masyarakat.
"Oleh karena itu, masyarakat memiliki persepsi bahwa pemilihan anggota legislatif sama halnya dengan memilih anggota eksekutif (bupati, walikota, gubernur, dan presiden). Mereka dianggap sebagai perantara proyek-proyek pemerintah di daerah mereka," jelasnya.
Kemudian, komunikasi yang salah sejak awal menimbulkan kesalahan yang diatasi dengan upaya material.
"Ada pandangan bahwa pemilihan anggota legislatif serupa dengan memilih pelaksana proyek-proyek pemerintah. Ini menyebabkan keharusan membayar di depan," ungkapnya.
Tidak hanya itu, calon anggota legislatif juga memiliki persepsi serupa. Mereka menyadari bahwa peran sebagai anggota legislatif adalah sebagai pengirim bantuan sosial, aspirasi, dan proyek kepada masyarakat, yang berpotensi menciptakan kolusi dengan pihak eksekutif.
"Di situlah kita melihat hilangnya fungsi perencanaan, pengaturan, pengawasan yang esensial dalam penyelenggaraan negara. Perencanaan dan penganggaran yang semestinya direncanakan secara hati-hati oleh eksekutif, dan pengawasan yang seharusnya dilakukan oleh legislatif, kini menjadi kewenangan semata-mata eksekutif," ungkapnya.
Partai Gelora, kata Fahri, berdiri untuk memperbaiki ketidakseimbangan ini dan menyempurnakan sistem yang sudah mengalami kekacauan.
"Peran legislatif sebagai pengontrol perencanaan, penganggaran, dan pengawasan harus ditingkatkan agar kebijakan yang diterapkan pemerintah sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tegasnya.
Fahri menambahkan bahwa setiap anggaran yang direncanakan harus melalui tinjauan yang cermat untuk memastikan penggunaannya sesuai dengan tujuan negara. Legislatif sebagai pengawas akan melakukan pemeriksaan secara detil terhadap penggunaan setiap dana negara.
"Hanya dengan pendekatan ini, kita dapat mengembalikan tatanan penyelenggaraan negara yang benar," tambahnya.
Partai Gelora berharap dukungan dan partisipasi dari seluruh rakyat Indonesia agar menjadi bagian dari penyelenggaraan negara mulai tahun mendatang.
"Kami bertekad untuk mengembalikan fungsi masing-masing cabang kekuasaan secara efektif," ungkapnya.
Fahri menekankan bahwa cara ini merupakan langkah untuk memperbaiki kondisi negara. Mengembalikan fungsi Trias Politika dan menjaga transparansi serta kebebasan informasi mengenai penyelenggaraan negara.
"Legislatif memiliki peran kunci dalam memastikan agar negara dan pemerintah berjalan dengan benar. Jangan abaikan Pemilu Legislatif kali ini, karena legislatur harus direvitalisasi," tegasnya.
"Tanggal 14 Februari 2024 adalah momen penting bagi negara kita. Kami memohon dukungan untuk Partai Gelora dalam usaha kami untuk melakukan perbaikan," tutupnya.
%20(1)-min.png "Redaksi")
