KABARAN JAKARTA — Ketua Umum Partai Gelora Indonesia sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, menyampaikan makna mendalam di balik ibadah haji dan kurban, yang menurutnya bukan sekadar ritual, melainkan refleksi spiritual tentang patahan dan sumber kehidupan.
Hal ini disampaikan Anis Matta dalam program "Perspektif Anis Matta" bertema Makna Haji dan Kurban: Patahan Hidup dan Sumber Kehidupan, yang ditayangkan di kanal YouTube Gelora TV, Jumat (6/6/2025).
“Setiap manusia akan menghadapi patahan hidup. Tapi seperti kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, patahan itu justru menguji kapasitas dan ketegaran kita,” ujarnya.
Menurut Anis, peristiwa haji dan kurban adalah napak tilas perjuangan besar Nabi Ibrahim dan keluarganya, dalam menciptakan sebab-sebab kehidupan dari tanah yang tandus.
Ia mencontohkan, bagaimana Siti Hajar berlari dari Bukit Shafa ke Marwah untuk mencari air demi anaknya, Ismail. Dari perjuangan itu, kemudian muncul air zamzam—simbol dari sumber kehidupan.
“Untuk mendapatkan zamzam, harus ada sa’i. Artinya harus ada kerja keras, pengorbanan, dan kesungguhan dalam menciptakan kehidupan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Anis menekankan bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail adalah ujian cinta dan kepasrahan tertinggi kepada Allah.
“Nabi Ibrahim diminta memilih: cinta kepada anak atau kepada Allah. Tapi karena cinta kepada Allah lebih besar, maka penyembelihan itu diganti menjadi syariat kurban bagi umat,” imbuhnya.
Ia menegaskan, tidak akan lahir kehidupan tanpa pengorbanan besar. Legasi Ibrahim adalah pelajaran penting bahwa hidup memerlukan kerja keras, keteguhan, dan kerelaan berkorban demi kebaikan bersama.
“Seluruh rangkaian itu, dari hijrah ke padang tandus, lahirnya zamzam, hingga penyembelihan, adalah proses menciptakan sumber kehidupan. Itulah makna sejati dari haji dan kurban,” pungkasnya.