KABARAN JAKARTA — Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan modern Indonesia yang memperjuangkan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat lokal yang kala itu kurang mendapatkan kesempatan belajar di masa penjajahan Belanda. Pada 3 Juli 1922, ia mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta, sebuah lembaga pendidikan yang membuka pintu bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengenyam pendidikan.
Semangat perjuangan itu kini diteruskan oleh Antarina F. Amir, cucu dari Ki Hadjar Dewantara, yang memiliki visi memperluas akses pendidikan bertaraf internasional bagi generasi muda Indonesia. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini bertekad agar anak-anak Indonesia mampu bersaing di era global, tidak hanya dalam skala nasional.
Pada akhir 1990-an, Antarina memulai kerja sama dengan HighScope Educational Research Foundation (HSREF) dari Amerika Serikat untuk membuka sekolah prasekolah (pre-school) di Indonesia. Meski awalnya HSREF hanya menyediakan pelatihan untuk jenjang usia dini, Antarina mengembangkan pendekatan HighScope hingga ke jenjang pendidikan dasar, menengah, dan atas (K-12), dengan tetap mempertahankan standar mutu internasional.
Berkat kerja keras dan inovasinya, pada 2017 Antarina menerima David Weikart Award, sebuah penghargaan bergengsi dari HSREF. Kini, sistem pembelajaran yang ia kembangkan telah diterapkan di 15 sekolah HighScope di berbagai kota di Indonesia, baik melalui pengelolaan langsung maupun kerja sama dengan mitra lokal.
Setelah lebih dari 30 tahun membangun kerja sama dengan pihak internasional, kini Antarina siap melangkah dengan merek sendiri. Ia mendirikan institusi pendidikan bernama ReDea (Research and Development for Advancement), sebagai lanjutan dari pendekatan pendidikan yang ia rancang sendiri dari TK hingga K-12.
“Saya ingin anak-anak Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di daerah, mendapatkan akses pendidikan yang memampukan mereka bersaing secara global,” ujar Antarina.
Menyambut hari lahir Taman Siswa pada 3 Juli mendatang, Antarina berharap semangat memajukan pendidikan anak bangsa tetap menyala, dan semakin banyak inovasi pendidikan bermunculan untuk menjawab tantangan zaman.
---
KI