KABARAN JAKARTA – Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon, kembali menyoroti narasi pelanggaran HAM dalam kerusuhan 1998. Ia mengeklaim bahwa tudingan adanya pemerkosaan massal terhadap perempuan keturunan Tionghoa tidak memiliki bukti.
“Pemerkosaan massal kata siapa? Enggak pernah ada proof-nya. Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak ada,” kata Fadli dalam podcast YouTube IDN Times, dikutip Jumat (13/6/2025).
Fadli menyebut narasi semacam itu hanya memperkeruh suasana tanpa menyelesaikan masalah. Ia mengaku pernah membantah isu tersebut dan menantang pihak yang mengklaim untuk menunjukkan bukti.
Terkait tuduhan keterlibatan Presiden Prabowo Subianto dalam kasus penculikan aktivis 1998, Fadli juga membantah. Ia menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Prabowo dalam penculikan.
“Pemberhentian Pak Prabowo itu juga bukan karena hal tersebut. Itu dilakukan dengan hormat oleh Presiden Habibie. Tidak ada bukti yang menyebutkan keterlibatan beliau,” ujarnya.
Fadli juga mengungkap bahwa saat ini tengah berlangsung penulisan buku sejarah versi pemerintah. Ia memastikan buku itu ditulis berdasarkan perspektif nasional Indonesia yang mengutamakan rekonsiliasi dan pemersatu bangsa.
“Progresnya sudah 60 persen. Saya belum baca karena ingin menjaga independensi tim penulis. Tapi nanti kalau sudah 70-80 persen, akan ada diskusi dan uji publik, agar semua bisa mengkritisi,” kata Fadli.