Siak Kabaran.id - Ketua Tim Penyelesaian Konflik Hutan dan Tanah di Kabupaten Siak, Anton Hidayat, SH, mengungkapkan detik-detik panasnya pertemuan antara Bupati Siak Dr. Afni dengan petinggi PT SSL, Paulina, terkait penyelesaian konflik lahan di Tumang yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun, Senin (25/8/2025).
Pertemuan yang diinisiasi Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Riau, Muller Tampubolon, bertujuan mencari solusi atas konflik antara masyarakat Tumang dan PT SSL, pemasok kayu PT RAPP. Konflik ini telah menyebabkan 14 warga, termasuk dua penghulu, menjadi tersangka, dengan dua penghulu bahkan sempat dipenjara.
Anton menceritakan, awalnya Bupati Afni meminta penundaan karena jadwal dinas, namun Muller mendesak agar pertemuan segera digelar di Pekanbaru. “Pak Muller meminta pertemuan empat mata, tapi Ibu Bupati menolak tanpa saksi. Saya ikut masuk, dan hingga masuk ruangan, kami tidak diberi tahu akan bertemu siapa,” ujar Anton.
Sikap tidak bersahabat ditunjukkan Paulina sejak awal. Dengan nada ketus, ia melarang dokumentasi dan bersikap arogan. “Paulina tidak tersenyum, tidak berkenalan, langsung mengatur-ngatur dengan bahasa tubuh sombong,” kata Anton. Ketika Bupati Afni mengusulkan jalan tengah untuk perdamaian permanen, Paulina justru membentak, menyinggung nasib karyawan dan kerugian perusahaan.
Pertemuan memanas saat Paulina menyatakan biasa menghadapi kepala daerah dan punya banyak koneksi. Bupati Afni, yang menawarkan restorative justice untuk dua warga dan tambahan kuota lahan 1-2 ribu hektare dengan syarat keadilan bagi masyarakat, malah mendapat respons kasar. “Paulina menunjuk-nunjuk Bupati, berkata keras soal trauma karyawan dan kerugian perusahaan,” ujar Anton.
Afni membalas tegas, “Ibu tahu tidak penderitaan masyarakat Tumang sejak SSL ada? Tumang kampung tua kami, rusak sejak perusahaan Ibu ada!” Anton berusaha menghentikan pembicaraan, namun Paulina memukul meja dan meninggalkan ruangan sambil berkata, “Ya sudah, tidak penting pertemuan ini.”
Bupati Afni memprotes sikap Paulina kepada Muller. “Bertahun-tahun menyelesaikan konflik, baru kali ini ada petinggi perusahaan searogan ini,” ujar Afni, seperti ditirukan Anton. Ia mengutuk sikap Paulina yang dinilai tidak sopan, arogan, dan menghina marwah Bupati sebagai simbol masyarakat Siak, padahal PT SSL berbisnis di wilayah tersebut.