Semarang Kabaran.id - Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) bersama SMAN 10 Semarang membentuk puluhan kader remaja pencegah anemia melalui program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat DPPM Kemdiktisaintek 2025. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (8/8/2025) ini diikuti siswa kelas X dan XI yang dipilih sebagai agen perubahan kesehatan remaja.
Ketua tim, Dr. Ns. Siti Aisah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., menjelaskan bahwa pembentukan kader ini merupakan langkah strategis menghadapi ancaman anemia pada remaja putri. “Kami ingin para siswa memiliki keterampilan mencegah anemia sejak dini dan menularkannya ke teman sebaya melalui metode peer education,” ujarnya.
Program ini didukung penuh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (DPPM Kemdiktisaintek). Pendanaan hibah tahun 2025 ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam memperkuat peran perguruan tinggi menjawab persoalan kesehatan masyarakat.
Data Riskesdas 2023 mencatat prevalensi anemia pada remaja putri Indonesia di atas 30 persen, yang berdampak pada konsentrasi belajar dan produktivitas generasi muda.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 10 Semarang, Supriyadi, S.Pd., menyampaikan apresiasi atas program ini. “Kami sangat terbantu dengan hadirnya tim Unimus. Siswa tidak hanya mendapat ilmu baru tentang gizi dan kesehatan, tetapi juga kesempatan menjadi pelopor kesehatan di sekolah. Program ini positif, karena membentuk budaya peduli sesama sejak remaja,” katanya.
Kolaborasi ini melibatkan Puskesmas Genuk Kota Semarang. Dokter Moch Onny Pramana menegaskan bahwa anemia pada wanita usia subur (WUS) masih menjadi prioritas intervensi. “Kolaborasi sekolah, perguruan tinggi, dan fasilitas kesehatan adalah kunci menekan kasus anemia,” jelasnya.
Pelatihan mencakup materi pola makan bergizi seimbang, praktik skrining anemia, dan simulasi edukasi sebaya. Para siswa dibekali modul kader, buku skrining anemia, serta video edukasi untuk menjadi duta kesehatan di sekolah.
Salah satu peserta, Putri (16 tahun), mengaku bangga terpilih. “Saya baru tahu kalau anemia bisa bikin cepat lelah dan sulit konsentrasi. Setelah ikut kegiatan ini, saya ingin mengajak teman-teman membawa bekal sehat ke sekolah,” ungkapnya.
Program ini dikuatkan tim dosen Unimus, yaitu Ns. Yanuan Ben Olina, MNS., Sp.Kep.K, Ir. Purwanti Susantini, M.Kes, Ns. Much N. Al Jihad, M.Kep., Sp.Kep.K, dan Ns. Dewi Setyawati, S.Kep., MNS. Menurut Dr. Siti Aisah, program unik karena mengintegrasikan pembentukan kader dengan peer education, sekaligus membuka jalur pembinaan berkelanjutan hingga perguruan tinggi.