Kayu Banjir Bukan Kebetulan

 

Oleh Adrian | Perdana Indonesia.

Minggu yang menyedihkan buat kita. Sungai di Sumut memuntahkan cerita pahit yang sama: kayu gelondongan hanyut, rumah hanyut, akal sehat ikut hanyut. Dan anehnya—penjelasannya pun selalu seragam: “itu kayu lama… kayu lapuk… kayu bekas.” Pertanyaannya: apa mungkin kebetulan yang sama terjadi bertahun-tahun?

Data KLHK sendiri menunjukkan Sumatera Utara masuk tiga besar provinsi dengan kasus illegal logging tertinggi 5 tahun terakhir. Laporan Auriga 2023–2024 menunjukkan pola: penebangan di APL kerap dijadikan selubung untuk memutihkan kayu dari kawasan hutan. Di sisi lain, BNPB mencatat, 60% lokasi banjir bandang Sumut berada berdekatan dengan titik pembukaan lahan baru atau konsesi yang berubah fungsi.

Saat video kayu gelondongan viral, KLHK menyebut kayu “diduga berasal dari PHAT di APL” dan “kemungkinan kayu lama yang terbawa arus.” Tetapi PHAT bukan imunitas hukum. Pohon “tumbuh alami” yang ditebang di APL tetap wajib SIPPUH, wajib PSV, wajib dokumentasi rantai kayu. Artinya: keberadaan kayu gelondongan dalam jumlah besar harusnya dapat ditelusuri—bukan sekadar diduga.

Jika benar “kayunya lapuk”, mengapa diameternya besar-besar? Mengapa volumenya masif? Mengapa pola ini berulang di Aceh, Sumbar, dan Sumut—tiga wilayah dengan titik rawan pembalakan?

Kayu lapuk tidak tersusun rapi seperti batang tebangan. Kayu lapuk tidak punya jejak parang atau chainsaw. Dan banjir tidak punya kebiasaan hanya menyeret “kayu lama”.

Penjelasan ini terlalu dangkal untuk masalah yang terlalu serius.

Publik tidak butuh dugaan awal, publik butuh audit menyeluruh:

Telusuri SIPPUH–PSV dari seluruh PHAT di radius banjir.

Ungkap rantai angkut kayu sebelum banjir terjadi.

Buka peta tutupan hutan 3 tahun terakhir kepada publik.

Kita hanya bisa menyelamatkan hutan jika data tidak disembunyikan di balik istilah teknis.

Hutan tidak pernah berbohong. Yang berbohong adalah mereka yang berharap banjir akan menenggelamkan bukti.

Video ini juga dalam rangka membantah KLHK

#BanjirSumut #IllegalLogging #KrisisLingkungan #HutanIndonesia #FaktaBicara