Kabaran Jambi,- Indonesia dikenal sebagai penghasil sampah nomor 2 di dunia. Merupakan rekor yang patut di apresiasi.
Pasalnya tak butuh perlombaan desa mana paling banyak sampah baru bisa memegang medali perak. Negara _santuy_ ini cukup rebahan untuk menjadi juara persampahan.
Posko 16 KKN kebangsaan salah satu posko yang cukup risih dengan keberhasilan Indonesia dalam produksi sampah. Hal itu terlihat dari program kerja yang dilakukan posko 16 terkait masalah sampah.
Kedatangan mahasiswa KKN kebangsaan di Jambi dari 46 Universitas dengan 390 delegasi melakukan pengabdian.
Ratusan delegasi itu datang untuk penyembuhan diri dari pekerjaan aktivis kampus yang sering " menyampahkan manusia ".
Posko 16 KKN Kebangsaan dibawah asuhan Dosen Pembimbing Lapangan Citra Darminto dan Akhmad Fikri Rosyadi yang Beranggotakan Andreadi Ramadan ( Ilmu Hukum, Universitas Jambi), Fani Dwi Nuriyanto ( Seni Pedalangan, ISI Surakarta ) Aisah ( Studi Agama-agama, UIN Sultan Syarif Kasim Riau ) Natalia Kainama, ( PGSD Universitas Pattimura), Suliyani ( Agribisnis, Universitas Jambi ), Ince Reski Meiriani ( Akuntansi, Universitas Negeri Makasar ), Dicky Roy Gabe ( Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Universitas Jambi), Nadif Syafwat ( Agribisnis, Universitas Andalas ), Fiqhy Al-Fath ( Sains, Atmosfer dan Keplanetan, Institut Teknologi Sumatera) Muhammad Syahgozy Boyke ( Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung ), Anjeli ( Ekonomi Pembangunan, Universitas Jambi ), Abdul Latief Al-Ghifari ( Universitas Sebelas Maret ), Geita Yulyan ( Kimia, Universitas Negeri Padang ) posko 16 yang berlokasi di Kelurahan Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencoba mengubah haluan.
Dari peserta-peserta posko yang suka menyampahkan anggota DPR yang tidur saat rapat, sampai koruptor Bansos Covid-19, kini telah insaf dan beralih profesi selama sebulan dari "Menyampahkan Manusia menjadi Memanusiakan Sampah."
Mengingat potensi di Rantau Indah yang jarang ditemukan sampah masyarakat, namun banyak ditemukan sampah organik maupun non organik.
Mereka menginovasikan sampah asli tersebut menjadi berbagai kreatifitas unik.
*Program pertama adalah Gerakan 1001 Polybag Kemasan Minyak Sayur .*
Sebuah Inovasi pemanfaatan sampah an organik di olah menjadi tempat bercocok tanam dengan memanfaatkan media kemasan bekas minyak goreng dari ibu-ibu rumah tangga.
Setiap sorenya posko 16 mengetuk pintu ke pintu rumah warga untuk meminta kemasan bekas minyak goreng dari ibu-ibu rumah tangga.
Pemanfaatan bekas kemasan minyak goreng di sulap menjadi polybag untuk tanaman sayur.
Ide ini datang dari mahasiswa Agribisnis, Universitas Andalas Nadif Syafwat.
*Program Kedua Pemanfaatan Pot Vertikulturan di Perkarangan Rumah Rantau Indah*
Sementara di program lain, keberadaan botol plastik di Rantau Indah ikut di modifikasi menjadi pot vertikultural.
Abdul Latif ( Mahasiswa Agribinis, Universitas Sebelas Maret ) meski mengikuti kegiatan KKN secara virtual tak ketinggalan ikut menyumbangkan program inovatif. Mengubah sampah an organik menjadi pot Vertikultural.
Media pot vertikultural sengaja dipilih sebagai media bercocok tanam untuk perkarangan rumah warga rantau Indah yang sempit lahan bukan sempit pikiran.
*Program Ketiga adalah Pembuatan dan Pemberdayaan Eco Enzym Ibu-ibu KWT Rantau Indah*
Sedangkan untuk sampah an organik, posko 16 KKN kebangsaan sengaja meminta ibu-ibu menyiapkan sampah dapur yang diolah menjadi cairan multi manfaat yaitu Eco Enzym.
Program Pelatihan Pembuatan Eco Enzym berlangsung pada Jum'at , 20 Agustus 2021 pukul 16.00.
Eco Enzym sengaja di pilih Aisah, ( Mahasiswa Studi Agama-agama UIN Sultan Syarif Kasim Riau ) ,karena pengolahan yang simpel dengan bahan-bahan sederhana yang bisa di dapat ibu-ibu Rantau Indah.
Eco Enzym adalah produk fermentasi dari gabungan sampah dapur seperti kulit buah dan kulit sayur dengan gula alami serta air yang di fermentasi selama tiga bulan.
Sampah dapur yang di " manusiakan" menjadi eco enzym berguna untuk berbagai jenis masalah, seperti kutu pada hewan, hand sanitizer di tengah masyarakat anti covid hoax, pembersih lantai, pupuk tanaman , pengusir serangga dan lain sebagainya.
Selain bermanfaat banyak eco enzym adalah salah satu cara memanfaatkan barang an organik melalui botol sebagai media eco Enzym.
*Program Ke empat Pengolahan Limbah Kulit Pinang Menjadi Kompos*
Selain itu pada Sabtu, 31 Juli posko 16 kkn kebangsaan kembali memanusiakan sampah dengan mengolah sampah kulit pinang menjadi kompos.
Ide ini digagas dari penelitian Suliyani ( Agribisnis, Universitas Jambi ) yang di olah Posko 16 Menjadi Produk jadi.
Keberlanjutan dari program tersebut adalah sosialisasi dan pelatihan pembuatan Pupuk Pinang ke warga Kelurahan Rantau Indah pada Jum'at, 21 Agustus 2021.
Kegiatan memanusiakan sampah ini disambut baik oleh masyarakat Rantau Indah terbukti dengan kehadiran ibu-ibu KWT yang antusias dalam eksekusi sampah menjadi eco enzym. Serta kehadiran pak lurah dan ibu Lurah Rantau Indah di tempat eksekusi kompos limbah pupuk pinang.
Posko 16 KKN Kebangsaan hanya berharap Indonesia tidak Jumawa atau sombong dengan pencapaian besar dalam masalah sampah.
Karena masih ada Kanada dalam posisi 1, posko 16 berusaha agar Indonesia tidak berbagi tempat dengan Kanada.
Sebagai negara berkembang hanya kita yang tidak gencar dengan teknologi persampahan. Sebab masih ada sampah masyarakat yang perlu teknologi untuk ditenggelamkan.
(KI)