terkini

Ads Google

Ketika Warisan Purba dan Alam Raja Ampat Dihimpit Hasrat Eksploitasi

Sri Handayani
6/06/25, 21:23 WIB Last Updated 2025-06-06T14:23:31Z
Ketika Warisan Purba dan Alam Raja Ampat Dihimpit Hasrat Eksploitasi
Ketika Warisan Purba dan Alam Raja Ampat Dihimpit Hasrat Eksploitasi (Foto: Antara)

Kabaran.Id, Jakarta - Peringatan keras datang dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Puluhan gua purba yang menyimpan jejak peradaban manusia ribuan tahun lalu kini berada di ujung tanduk—bukan karena alam, tetapi karena manusia. Di sekitarnya berdiri pabrik-pabrik semen yang perlahan menyusup ke dalam sistem geologi yang sama, mengancam eksistensi lukisan-lukisan berusia hingga 40 ribu tahun.

"Sudah saya sampaikan secara lisan ke Menteri Bahlil, dan sekarang kami tengah menyusun kajian lokasi-lokasi yang terdampak," ujar Fadli di Jakarta, Jumat (6/6/2025). Ia merinci ada sekitar 58 gua yang memuat 2.500 lukisan purba—jejak langka nenek moyang kita yang nyaris tak tergantikan.

Persoalan yang diangkat Fadli tak berhenti di situ. Ia juga menyoroti aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya—surga alam dan biodiversitas yang tak ternilai. Bagi Fadli, kerusakan situs bersejarah dan kehancuran ekosistem Raja Ampat bukan harga pantas untuk sebuah tambang. Karena itu, ia mendukung penuh penghentian sementara aktivitas tambang demi menyelamatkan yang masih bisa diselamatkan.

"Harus dihentikan. Ini tentang warisan budaya, tentang alam yang tak akan kembali bila sudah rusak. Harus dipikirkan betul bagaimana investasi tidak menginjak-injak nilai sejarah dan kelestarian lingkungan," tegasnya.

Di sisi lain, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, juga bersuara. Menanggapi sorotan publik dan media, Hanif menyatakan komitmennya untuk turun langsung ke Raja Ampat dalam waktu dekat, melihat fakta lapangan, dan bila perlu mengambil tindakan hukum atas aktivitas tambang yang melanggar aturan.

"Penelitian dan pemetaan sudah dilakukan. Kami tidak akan segan mengambil langkah hukum jika ditemukan pelanggaran," kata Hanif dari Pantai Kuta, Kamis (5/6/2025).

Apa yang terjadi saat ini menjadi cermin besar bagi arah pembangunan Indonesia. Di satu sisi, kita ingin maju, membangun, dan menarik investasi. Di sisi lain, kita tidak boleh lupa bahwa tidak semua yang bisa dieksploitasi pantas untuk dikorbankan.

Lukisan purba dan karst gua adalah museum hidup—bukan hanya untuk bangsa ini, tapi untuk dunia. Demikian pula Raja Ampat, yang bukan sekadar gugusan pulau indah, tetapi jantung dari ekosistem laut tropis yang masih asli dan utuh.

Negara yang bijak adalah yang mampu menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian. Ketika masa depan dibangun di atas reruntuhan sejarah dan kerusakan alam, maka itu bukan kemajuan—itu adalah kejatuhan yang disamarkan.
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ketika Warisan Purba dan Alam Raja Ampat Dihimpit Hasrat Eksploitasi

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x