terkini

Ads Google

PAGUYUBAN LENDER DSI: Ketika Kepercayaan Retak, Transparansi Menjadi Harga Mati

Redaksi
12/04/25, 18:58 WIB Last Updated 2025-12-04T11:58:43Z

 


Oleh Adrian | Perdana Indonesia


Pertemuan virtual antara Paguyuban Lender Dana Syariah Indonesia (DSI) dan manajemen perusahaan seharusnya menjadi ruang harapan. Namun yang terjadi justru sebaliknya—yang datang bukan kejelasan, melainkan kesadaran pahit tentang betapa seriusnya kekacauan tata kelola di tubuh DSI. Di forum itu, manajemen terlihat gagap menjawab pertanyaan mendasar tentang arus kas dan perubahan ekuitas. Angka-angka yang seharusnya menjadi nadi perusahaan justru tidak mampu mereka jelaskan. Seolah perusahaan yang menghimpun dana rakyat kini berjalan tanpa kompas, tanpa peta, tanpa nahkoda.


Yang lebih menyakitkan bagi ribuan lender adalah pengakuan bahwa dana pemulihan hanya sekitar Rp 3,5 miliar—dibagi untuk 14.000 orang. Itu berarti hanya 0,2% dari total kewajiban DSI. Angka yang bahkan terlalu kecil untuk disebut solusi. Alih-alih menenteramkan, pernyataan itu justru mengukuhkan duka para pensiunan, korban PHK, orang tua tunggal, para pekerja yang menabung demi biaya sekolah anak—mereka yang mempercayakan masa depan pada slogan manis “Apapun Profesimu, Produktifkan di Dana Syariah.” Kini yang tersisa hanyalah janji yang berulang, tapi langkah yang tak kunjung nyata.


Pertanyaan pun muncul: jika direksi tidak memahami arus kas perusahaan, lalu siapa yang sebenarnya mengendalikan DSI? Di balik layar, adakah struktur lain yang tak terlihat publik? Mengapa laporan keuangan, extra balance sheet, hingga data lender belum bisa dibuka? Transparansi yang ditunda bukan lagi problem administratif—itu indikasi kedisiplinan yang runtuh, bahkan potensi pelanggaran struktural.


Paguyuban Lender DSI berdiri dengan sikap tegas. Dana Rp 3,5 miliar adalah hak lender dan harus disalurkan secara proporsional tanpa alasan tambahan. Jika manajemen terus berputar dalam retorika tanpa rencana pemulihan jelas, maka jalur hukum bukan lagi ancaman, melainkan keharusan. Ribuan suara tidak akan diam. Kepercayaan telah patah, dan pemulihan hanya mungkin lahir dari keterbukaan total, bukan kata-kata yang bergulir tanpa bukti. Kini bola berada di tangan DSI dan OJK! Kami Menuntut Uang Kami!!!

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PAGUYUBAN LENDER DSI: Ketika Kepercayaan Retak, Transparansi Menjadi Harga Mati

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x